Cara Yang Benar Membantu Korban Kekerasan Rumah Tangga


Mendengarkan seorang teman menceritakan bagaimana suaminya memperlakukannya seperti karung tinju menyakitkan, tentu saja. Fakta bahwa teman menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga seringkali tidak memungkinkan mereka untuk meninggalkan pasangannya. Apa yang bisa kau lakukan? Jika teman atau teman yang pernah menjadi korban KDRT punya cerita, selalu siap untuk mendengarkan. Karena sangat mungkin mereka merasa kesepian dan takut dan mendekat.

Bagaimana cara membantu korban kekerasan dalam rumah tangga?

Berikut adalah beberapa cara Anda dapat membantu teman yang berada dalam situasi sulit:

Jadikan itu prioritas

Selalu luangkan waktu untuk teman yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Jika mereka menelepon, segera terima undangannya atau angkat teleponnya. Sangat mungkin bahwa mereka mencuri waktu untuk menghubungi Anda karena pasangan mereka dapat mencuri telepon mereka atau memeriksa riwayat obrolan mereka ketika mereka berdebat.

Siap menjadi pendengar yang baik

Ketika seorang teman bercerita, bersedialah menjadi pendengar yang baik. Artinya, tidak menyela dan tidak menimbulkan emosi yang berlebihan. Jika Anda merasa emosional, Anda mungkin melakukan hal-hal impulsif yang hanya akan memperburuk keadaan. Biarkan teman bercerita untuk memberi tahu mereka bahwa Anda ada untuk mereka.

Mulai percakapan

Anda curiga bahwa pasangan Anda adalah korban kekerasan dalam rumah tangga, mengingat perubahan baru-baru ini. Belum lagi memar di sekujur tubuhnya. Jika mereka tidak berbicara terlebih dahulu, Anda dapat mencoba memulai percakapan.

Beri tahu mereka jika Anda memiliki kekhawatiran tentang keselamatan mereka atau jika Anda melihat ada perubahan yang tidak biasa. Jika mereka belum terbuka, tekankan bahwa Anda siap jika mereka membutuhkan teman untuk diajak bicara.

Kenali Tanda Bahayanya

Menjadi peka terhadap lingkungan Anda juga bisa menjadi hal yang baik. Saya tidak ingin penasaran, tetapi lebih mengenali ketika situasinya menjadi lebih berbahaya. Contohnya termasuk gejala fisik seperti memar pada mata, laserasi pada bibir, memar dan luka pada bagian tubuh lainnya.

Selain gejala fisik dan emosional, seseorang mungkin tampak cemas, kurang percaya diri, terus meminta maaf, merasa cemas, tidak tertarik pada hal-hal yang dulu menyenangkan, dan bahkan memiliki gejala depresi.

Tegaskan perasaannya

Kadang-kadang Anda mengenal seseorang di rumah Anda yang melakukan kekerasan dan Anda tidak tampak melakukan kekerasan sama sekali. Jika ini terjadi, terus validasi perasaan serta emosi korban yang bercerita. Jangan membantah atau membela pelakunya karena menurut Anda itu karakter yang sopan.

Bagi korban kekerasan dalam rumah tangga, hanya satu orang yang percaya bahwa kesulitan yang mereka hadapi saat ini adalah sesuatu yang luar biasa. Jadi selalu validasi perasaan mereka, percaya cerita, tekankan bahwa itu bukan salah mereka, dan jangan lupa untuk mengingat bahwa mereka tidak pantas diperlakukan begitu buruk.